Jumat, 23 November 2018

Contoh pidato maulid nabi

Assalamualaikum Wr, Wb.
Silahkan pilih pembukaan pidato di contoh muqaddimah
Kaum muslimin dan muslimat yang saya hormati, dan khususnya para sesepuh, baik para ulama, maupun dari pejabat pemerintah.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan rasa syukur kita kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Sehingga kita bisa berkumpul di sini dengan suasana hati yang lapang dan penuh bahagia dalam acara peringatan maulid Nabi besar Muhammad SAW.
Shalawat serta salam semoga terus tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari masa jahiliyah menuju masa yang terang benderang penuh rahmat Allah SWT.
Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan hadirin yang saya muliakan,
Bulan Rabiul Awal adalah bulan yang sangat bersejarah bagi kita umat islam di seluruh dunia. Karena pada bulan Rabiul Awal, tepatnya pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun gajah, telah dilahirkan seorang pemimpin umat manusia yang juga merupakan rahmat bagi kita semua dan seluruh alam semesta. Pemimpin ini kita kenal dengan nama Nabi Muhammad SAW.
Berkat beliau dan atas izin Allah, kita semua terselamatkan dari kekafiran, kezaliman, kesewenang-wenangan, dan perilaku jahiliyah lainnya pada masa lalu. Melalui beliau, Allah menunjukkan jalan bagi manusia untuk menuju alam yang penuh dengan cahaya keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Oleh karena itu, ada baiknya bila pada bulan Rabiul Awal itu kita jadikan sebagai sarana dan media untuk mengumpulkan kaum muslimin dan bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, tujuan kita berkumpul pada bulan Rabiul Awal yaitu

Menambah kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW

Mengapa kita harus menanamkan, memupuk dan menambah rasa cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW? Hal ini berdasarkan kepada Firman Allah SWT yang disampaikan melalui Rasulullah SAW berikut ini.
النَّبِىُّ أَوْلَى بِلْ لمُؤْمِنِيْنَ مِنْ آَنْفُسِهِمْ
Artinya: “Nabi itu lebih utama bagi orang-orang yang beriman dari diri mereka sendiri.” (Q.S Al Ahzab ayat 6).
Merujuk pada ayat tersebutlah asalan mengapa kita harus menumbuhkan rasa cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW meskipun generasi kita merupakan generasi yang tidak bertatap muka langsung dengan Beliau Rasulullah SAW.
Beliaulah yang mengajak kita masuk ke dalam surga, sedangkan nafsu yang kita miliki, mengajak kita untuk menjauh dari surga Allah. Beliau juga yang menghalangi kita melakukan perbuatan-perbuatan yang menjerumuskan kita ke dalam neraka. Sebagaimana yang Rasulullah SAW perintahkan kepada Umat bin Khathtab agar mencintai beliau melebihi dirinya sendiri.
Loyalitas kita kepada Rasulullah SAW tentu berbeda dengan loyalitas yang harus kita lakukan kepada Allah SWT. Loyalitas kita kepada Allah SWT karena Dialah yang memberikan kita segala nikmat yang kita peroleh baik besar maupun kecil. Sedangkan loyalitas kita kepada Rasulullah SAW karena melalui beliau kita bisa menerima pesan-pesan dari Allah SWT. Berkaitan dengan loyalitas kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, Allah berfirman sebagai berikut:

قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

Artinya: “Katakanlah: “jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (Q.S At Taubah ayat 24).
Sehingga sudah menjadi keharusan bagi kita semua sebagai umat islam untuk mendahulukan kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya dalam hati kita masing-masing melebihi dari segala apa atau siapa saja yang kita cintai.

Mengungkap kembali perjalanan hidup Rasulullah SAW untuk diteladani bersama-sama

Bapak-bapak, Ibu-ibu hadirin sekalian yang saya mulyakan. Dengan peringatan kelahiran Rasulullah SAW ini kita dapat mengungkap kembali sebagian dari kehidupan Rasulullah SAW. Dengan peringatan ini, kita juga dapat mengingat kembali bagaimana Rasulullah SAW berjihad dalam menegakkan Agama Allah.
Dalam menyambut dan memperingati maulid Nabi Muhammad SAW, marilah kita telusuri dan kita hayati bagaimana perilaku hidup Rasulullah SAW. Selanjutnya, marilah kita jadikan acuan dan pedoman bagi kehidupan kita dalam beraktivitas sehari-hari.
Sebagaimana firman Allah berikut:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. ” (Q.S. Al Ahzab ayat 21)
Dengan kelahiran Rasulullah SAW ini, kita semua yang ada di alam semesta juga turut mendapat rahmat dari Allah SAW. Rahmat yang paling utama kita peroleh adalah cahaya ilahi berupa hidayah untuk untuk keluar dari kegelapan masa jahiliyah. Berkaitan dengan ini, Allah SWT berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Artinya: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. ” (Q.S. Al Anbiyaa’ ayat 107)
Kaum muslimin muslimat yang saya hormati.
Jika kita menelaah lebih dalam mengenai buku-buku sejarah tentang Rasulullah SAW, niscaya kita akan mengetahui perubahan-perubahan setelah diutusnya Rasulullah SAW.
Setidaknya kita mencatat bahwa ada 3 perubahan penting situasi dunia semenjak diutusnya Muhammad sebagai Rasul Allah SWT, yaitu:

Perubahan di bidang Aqidah

Perubahan aqidah adalah perubahan yang benar-benar terlihat jelas di mata dunia. Sebekum Muhammad diutus menjadi Rasul, umat manusia pada umumnya dan khususnya kaum atau bangsa Arab mepakan penyembah berhala. Mereka berkeyakinan bahwa patung-patung yang mereka buat dengan tangan sendiri memiliki kekuatan dan kelebihan. Inilah hal yang sebenarnya menjadi lucu, kenapa? karena kita tahu, bahwa patung-patung yang mereka sembah adalah hasil karya tangan mereka sendiri. Dan sudah pasti mereka juga bisa menghancurnya dengan tangan mereka sendiri bukan? Lantas kenapa mereka masih menyembah berhala? itulah bentuk kesesatan umat sebelum datangnya Muhammad.
Setelah Nabi Muhammad SAW datang, perlahan kepercayaan mereka luntur dan kembali mengesakan satu Tuhan yaitu Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar